Stratejik Fit Perusahaan Sepatu Adidas



BAB 1
DATA PERUSAHAAN
A. Sejarah adidas
Adidas adalah sebuah perusahaan sepatu Jerman. Perusahaan ini dinamakan atas pendirinya, Adolf (Adi) Dassler, yang mulai memproduksi sepatu pada 1920-an di Herzogenaurach dekat Nuremberg. Rancangan baju dan sepatu perusahaan ini biasanya termasuk tiga strip paralel dengan warna yang sama, dan motif yang sama digunakan sebagai logo resmi adidas. Adidas adalah perusahaan pakaian olahraga terbesar di Eropa dan kedua terbesar di dunia setelah Nike. Rudolf Dassler, adik Adi, mendirikan perusahaan saingan, Puma. Pada Agustus 2005, adidas mengakuisi rivalnya, Reebok, dalam upaya memperketat persaingan dengan Nike.
Selama 68 tahun lamanya grup Adidas telah menjadi bagian dari dunia olahraga di segala bidangnya dengan menawarkan sepatu, pakaian serta beragam aksesori pelengkap olahraga yang bernilai seni pada setiap produknya. Sekarang, grup Adidas telah mengglobalisasi dan menguasai di bidang industri produk olahraga dan menawarkan portfolio yang begitu luas dari segi produk di seluruh dunia. Strategi grup Adidas sangatlah simpel: memperkuat bran secara terus menerus dan mengimprovisasi posisi kompetitif serta keuangan mereka. Aktivitas perusahaan dan lebih dari 150 cabangnya dipantau langsung oleh pemimpin grup di Herzogenaurach, Jerman. Tertanggal 31 Desember 2009, grup Adidas tercatat mempekerjakan sebanyak 38.982 orang selama setahun penuh.
Juga ada pendapat, bahwa sebetulnya Adidas adalah sebuah singkatan dari sebuah kalimat, yaitu "All day I dream about sports" (Tiap hari aku bermimpi tentang olahraga). Pendapat ini disetujui banyak orang[butuh rujukan] mengingat bila tiap huruf pertama dari kata yang terkandung dalam kalimat diambil lalu disusun, akan membentuk kata Adidas, dan juga maknanya yang mendukung.
B. Negara Indonesia yang menjadi tempat pendistribusian sepatu adidas
Beberapa Adidas store Indonesia terletak di Jakarta, Surabaya, Bandung, Bali dan beberapa wilayah di luar Jawa. Kota-kota ini bisa dibilang adalah kota metropolitan yang menjadi tempat berkumpulnya masyarakat di daerah sekitar dari masing-masing kota. Misalnya saja, Adidas store Jakarta mewakili daerah-daerah sekitarnya seperti Bogor, Tangerang, Bekasi dan lain-lain. Sedangkan untuk Adidas store Surabaya mewakili kota-kota lain di Jawa Timur seperti Malang, Madiun, Kediri, Sidoarjo, Jember dan sebagainya. Sedangkan Adidas store Bali tentu karena Bali merupakan kota wisata yang popularitasnya sudah mendunia. Ini tentu akan sangat membantu pemasaran Adidas, bahkan bisa juga membidik pasar luar negeri. Adidas store Indonesia di luar Jawa antara lain Medan, Banjarmasin,  Makassar dan lain-lain.
Poin penting yang perlu digarisbawahi adalah bahwa dari beberapa kota ini memiliki klub-klub sepakbola papan atas di Indonesia seperti persija, Persib, Arema Cronus, Persebaya, Persik Kediri dan lain sebagainya. yang mana situasi ini mendukung animo masyarakat terhadap produk-produk perlengkapan olahraga, khususnya dari apparel Adidas. Itulah yang menjadikan perusahaan Adidas internasional melirik pasar Indonesia sebagai salah satu lokasi strategis yang harus dipelihara sebaik mungkin. Dan tentu dengan adanya Adidas store Indonesia, proyek-proyek pendistribusian produk-produk Adidas akan lebih mudah dijangkau oleh masyarakat. Dan lebih jauh dari itu, reputasi Adidas juga akan semakin populer sampai pelosok Indonesia.
BAB 2
STRATEGI PERUSAHAAN

Adidas menawarkan produk dengan kualitas premium namun harga terjangkau sehingga customer memperoleh keuntungan dibandingkan membeli produk dengan kualitas sama dengan harga yang lebih mahal.
Adidas telah menjadi market leader selama puluhan tahun menguasai pasar dunia. Adidas terus memperkuat brand pada produknya dan menjadi supplier perlengkapan nomor 1 untuk tim-tim yang bertanding di kejuaraan olahraga dunia.
Adidas sangat memperhatikan dan selalu berusaha menjangkau customernya. Buktinya, adidas menambahkan page yang berisikan arsip-arsip seluruh produknya pada tahun 2013 pada laman web resminya. Page ini berisikan berbagai informasi mengenai model-modelnya serta katalog-katalog lama yang merupakan sejarah dari adidas sendiri. Dengan begitu, customer bisa mengenal adidas lebih dalam lagi.
Target pasar yang difokuskan adidas dari kalangan atlet dan artis. Target audience sneakers adidas adalah kaum milenial umur 18-25 tahun pencinta streetwear.
Desain adidas yang tidak habis dimakan zaman. Adidas mendesain produk produk mereka dengan desain klasik sehingga cocok dipakai oleh siapapun dan kapan saja.
Adidas original dikirim langsung dari Jerman sehingga mempengaruhi harga jual adidas yang cukup tinggi. Selain itu harga produk adidas yang tinggi dipengaruhi oleh biaya distribusi pembelian dari pemasok (asia), distribusi kepada retail di berbagai negara serta pemasaran dari jasa atlet dan artis dunia. Untuk pendapatan adidas sendiri hanya sebesar 4,1 persen lebih kecil dibandingkan kompetitornya, Nike sebesar 10,7 persen.
Adidas memiliki standar untuk produknya yaitu standar kualitas, teknologi dan inovasi terbaik. Adidas berusaha mempertahankan ciri klasik dan autentik pada produknya. Adidas menjadi produk olahraga paling fungsional dengan performa terbaik bagi atlet dalam semua kategori olahraga.
Dari sisi kecanggihan teknologi adidas lebih baik dari kompetitor kuatnya Nike dalam memproduksi jersey untuk atlet, Adidas menerapkan teknologi Techfit Powerweb yang konon bisa meningkatkan speed, stamina, power, dan lain sebagainya. Untuk jersey pendukung, Adidas menggunakan tekonologi Climacool dengan bahan yang adem di kulit.
Adidas mensponsori 4 klub besar Eropa, yaitu Liverpool, Chelsea, Madrid, dan AC Milan. Dimana ini menjadi tolak ukur keberhasilan bagi adidas dalam berinovasi dan memenangkan persaingan dengan kompetitornya sehingga adidas dinilai memiliki kualitas yang tidak perlu diragukan lagi.
Adidas memiliki program bernama better place. Adidas better place berfungsi untuk menciptakan produk yang lebih berkelanjutan tanpa mengorbankan kinerja secara fungsional dan kualitas produk yang dihasilkan. Dengan beberapa program, Adidas menetapkan standar kinerja yang berbasis lingkungan dan menghasilkan produk yang memenuhi syarat untuk mencapai standar Better Place. Dalam program ini ada standar produk lingkungan, contoh produk dari seluruh dunia, bahan terdepan dan konstruksi terus dievaluasi. Tujuannya adalah untuk menetapkan pedoman yang berarti dan berlaku untuk semua desainer, pengembang dan sumber bahan. Program ini juga mencakup standar utama Adidas Grup yang menunjukkan bahwa dalam kebijakan Adidas, pemakaian bahan dibatasi. Tak hanya di dalam lingkungan Adidas sendiri, pemasok pun diwajibkan untuk mengikuti aturan yang berlaku di dalam grup Adidas secara global. Itu adalah cara Adidas untuk tetap membuat produk yang berkelanjutan.
Adidas menggunakan strategi untuk menjadi market leader dengan memenangkan posisi dalam berkompetisi dengan kompetitornya.

BAB 3
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ADIDAS

Untuk membuat sepatu, sebuah pabrik sepatu memerlukan bahan bahan yang di perlukan dari para pemasok. Pemasok benang mendapat benang dari penghasil benang yaitu perkebunan kapas. Pemasok karet mendapat karet dari penghasil karet yaitu perkebunan karet. Pemasok kain mendapat kain dari penghasil benang, dimana penghasil benang mendapat benang dari perkebunan kapas. Pemasok busa mendapat busa dari penghasil busa. Sedangkan, Industri kardus dan kertas mendapat Kardus dan kertas dari Penghasil kardus dan kertas yaitu hutan. Di SCM ini terdapat 4 pemasok, yaitu pemasok benang, pemasok karet, pemasok kain dan pemasok busa. Kemudian 4 pemasok tersebut memberikan pasokanntya ke gudang bahan baku yang selanjutnya akan dikirim ke pabrik pembuatan sepatu untuk membuat sepatu. Setelah sepatu sudah selesai maka sepatu yang sudah jadi dikirim ke bagian pengujian sepatu untuk diuji apakah sepatu yang dibuat sudah sesuai standar atau belum.
Setelah itu, terdapat industri kardus dan kertas yang diperlukan untuk membuat kemasan (kardus) pada sepatu. Industri kardus dan kertas tersebut menyerahkan bahan baku mereka berupa kardus dan kertas ke bagian pengepakan sepatu untuk selanjutnya di buat sebuah kardus untuk mengepak sepatu yang sudah dibuat.
Setelah sepatu sudah selesai diuji di bagian pengujian sepatu, dan pengepakan sudah selesai dilakukan oleh bagian pengepakan kardus, maka sepatu dan pack (kardus sepatu) dikirim ke pabrik pengemasan sepatu untuk dikemas dan diberi label merk dan ukuran. Setelah selesai sepatu yang sudah siap dijual disimpan di gudang sepatu. Gudang sepatu berfungsi untuk menyimpan sepatu yang sudah siap jual. 
Setelah itu sepatu yang sudah siap jual dikirim ke distributor sepatu untuk selanjutnya dikirim ke toko sepatu, toko online shop, dan  pasar internasional yang pada akhirnya sepatu tersebut sampai ke tangan konsumen.
Global Supply Chain Statement Adidas mengenai Supply Chainnya, yaitu : “We have rules and guidelines that support us in integrating sustainability into our supply chain”. Ini menunjukkan bahwa dalam mengembangkan operasionalnya maka Adidas memiliki aturan serta batasan yang menjadi patokan mereka. Adidas berinovasi pada rantai pasok melalui e-commerce. Langkah awal yang dialakukan oleh Perusahaan adalah mengumpulkan orang IT yang akan mengkoordinasi jalannya e-commerce tersebut. Melalui e-commerce tersebut dia berharap Adidas dapat berkomunikasi langsung dengan customernya. Di samping itu e-commerce dapat membantu proses marketing yaitu untuk memperkenalkan produk adidas pada pelanggan. Dengan melakukan hubungan yang secara langsung dengan konsumen maka Adidas dapat dengan mudah mengetahui jenis produk yang seperti apa yang konsumen butuhkan, dan setelah itu barulah proses supply chain dilakukan
Ø Rantai pasok yang mempengaruhi strategi peusahaan
Tujuan pemasok
a. Biaya rendah : Memilih pemasok dengan membandingkan harga dan harga terendah dijadikan pemasok tetapi kualitas tetap yang paling utama.
b. Respons : Merespon dengan cepat agar pemenuhan kebutuhan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan tidak terjadi kekurangan persediaan.
c. Differensiasi : Melakukan riset pasar dan memilih pemasok dengan bahan berkualitas tinggi.

Kriteria pemilihan dasar
a. Biaya rendah : Pemilihan dasar sepatu berdasarkan kriteria sepatu contoh nya kulit sintesis, biaya bahan dan harga dipasar diperkirakan seseimbang mungkin, agar harga di pasaran tetap terjangkau oleh konsumen.
b. Respons : Proses pembuatan bahan-bahan sepatu, perusahaan berusaha mengatur kapasitas digudang dan proses pembuatannya pun tidak menyulitkan sehingga menjadi fleksibel dan cepat.
c. Differensiasi : Perusahaan memilih para pekerja yang kompetitif dan berupaya membantu berinovasi untuk membuat sepatu yang unggul.

Karakteristik proses
a. Biaya rendah : Mempertahankan utilisasi dengan membatasi pemakaian bahan.
b. Respons : dalam proses operasi, perusahaan mempersiapkan persediaan/ stock agar proses operasi dan pemasaran berjalan dengan baik.
c. Differensiasi : Perusahaan adidas ada bagian proses pengujian sepatu sehingga kualitas tidak diragukan lagi terbukti dengan mensponsori 4 klub besar Eropa, yaitu Liverpool, Chelsea, Madrid, dan AC Milan. Dimana ini menjadi tolak ukur keberhasilan bagi adidas dalam berinovasi dan memenangkan persaingan dengan kompetitornya sehingga adidas dinilai memiliki kualitas yang tidak perlu diragukan lagi.

Karakteristik lead time
a. Biaya rendah : mengatur waktu seefisien mungkin tanpa mempengruhi kerusakan pada produk/ tidak ada produk gagal sehingga biaya operasional tetap stabil.
b. Respons : Respon konsumen selalu dianggap baik dari waktu ke waktu, dengan begitu adidas berusaha memberikan yang terbaik agar konsumen tetap loyal dan percaya terhadap sepatu adidas.
c. Differensiasi : Daris segi kompetitor, adidas tidak main-main untuk terus melakukan pengembangan agar dapat bersaing dengan banyak kompetitor.

Karakteristik desain produk
a. Biaya : Memaksimalkan kinerja dan meminimalkan biaya
b. Respons : Desain sepatu dengan mengedepankan kualitas, teknologi dan inovasi dan berusaha mempertahankan ciri klasik dan autentik pada produknya yang tinggi tetapi harga lebih rendah jika dibandingkan dengan sepatu nike.
c. Differensiasi : Sepatu dengan desain klasik terbaik sepanjang masa.


Ø Strategi rantai pasok perusahaan sepatu adidas

Sedikit pemasok, karena untuk memenuhi kebutuhan dalam memproduksi sepatu adidas hanya ada 4 pemasok diantaranya yaitu pemasok kain, pemasok benang, pemasok karet dan pemasok busa. Dengan sedikitnya pemasok lebih mudah untuk mengatur rantai pasok dalam hal memonitor supply risk, membina dan memelihara hubungan dengan pemasok.


BAB 4
STRATEGI FIT
a. Untuk meraih strategi fit, perusahaan menerapkan produk dengan kualitas tinggi tetapi harga bisa dibilang terjangkau karena jika dibandingkan dengan sepatu nike keduanya memiliki kualitas yang sama tetapi harga dari keduanya berbeda yang dimana sepatu nike lebih mahal jika dibandingkan dengan sepatu adidas. Hal ini membuat respons konsumen tinggi sehingga dalam pengoperasian sepatu adidas terus berjalan dengan baik sampai saat ini.
b. Cara yang terbaik untuk memahami perusahaan dalam kemampuan rantai supply adalah dengan mengkategorikan rantai supply untuk tiap-tiap entitas (penyedia bahan baku, pabrik, distributor, toko sepatu, toko online, toko internasional dan pembeli) terhadap karakteristik responsif rantai supply dan efisiensi rantai supply.
c. Dengan adanya toko sepatu, toko online dan toko internasioanal dapat memudahkan barang untuk sampai ke konsumen langsung, sehingga akan lebih mudah untuk memanage supply chain responsifitas, ditambah lagi dengan toko online yang dimana sikap konsumen cenderung lebih memilih berbelanja online, sehinga untuk responsifitas melalui online lebih ditingkatkan karena melihat situasi yang sangat memungkinkan dalam era digital ini untuk meraih pangsa pasar memalui toko online. Selain itu toko online dapat membantu dalam Supply chain efficiency, karena dapat menekan biaya supply se-rendah mungkin tetapi tetap fokus pada efektifitas rantai pasok.

DAFTAR PUSTAKA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara menghapus facebook yang lupa username dan password

About my family